KARAWANG, Gedung Diagnostic Rumah Sakit Khusus Paru (RSKP) Karawang yang berlokasi di Kecamatan Jatisari Karawang Jabar diresmikan, Kamis (30/12/2021).
Pada peresmian Gedung Diagnostic tersebut bertepatan dengan Ulang Tahun ke 2 RSKP Karawang. Acara tersebut dihadiri oleh Mentri kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, Bupati Karawang, dr. Cellica Nurrachadiana, Dirut RSKP Karawang dr.Hj. Anisah M.Epid, direktur RSUD Karawang, dr. Fitra, Kepala Kejaksaan Negeri Karawang, Martha Paulina Berliana SH MH, Wakil Bupati Karawang, H. Aep Saepulloh, SE, Kepala cabang BJB Karawang, Arfandy dan jajaran pegawai RSKP Karawang serta para tamu undangan.
Menteri kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin tiba di Rumah Sakit Khusus Paru Karawang sekitar Pukul 14.40 Wib, kemudian disambut oleh Bupati Karawang, dr. Cellica Nurrachadiana, Dirut RSKP Karawang dr.Hj. Anisah M.Epid, dan direktur RSUD Karawang, dr. Fitra.
Dalam sambutannya, Bupati Karawang mengucapkan terimakasih kepada Bapak Menteri Kesehatan, Dirjen Kesehatan Jabar, Dewan Pengawasan Citarum Harum.
“Kabupaten Karawang mempunyai jumlah penduduk 2.3 juta orang, Kabupaten Karawang mempunyai banyak industri 2000 pabrik, Karawang punya sejarah, luas RSKP Karawang 2.5 hektar, Karawang dibatasi dua kabupaten Subang dan Purwakarta, RSKP Karawang milik masyarakat Karawang dan sekitarnya,”ungkap Bupati Karawang
Selain itu, Bupati Karawang menyampaikan Karawang mempunyai 50 Puskesmas, 5 Puskesmas rawat inap, stanting adalah persoalan besar bagi Pemkab Karawang, RSKP terletak di kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang.
"Kita juga membuka RS kelas 3 di Rengasdengklok, RSKP Karawang memasuki usia 2 tahun. Setahun yang lalu hanya khusus Covid 19, dan kini sudah punya Gedung Diagnostic senilai Rp 8 miliar,”ungkapnya.
Sementara Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin menyampaikan selamat kepada RSKP Karawang, telah memiliki Gedung Diagnostic dan telah memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.
“Alhamdulillah Jabar masalah Covid 19 sudah menurun, reformasi pelayanan, masing-masing daerah penyakit berbeda, anak cacat jantung di Indonesia masih banyak, harus mengidentifikasi penyakit apa yang di deritanya. Selama 2 tahun setiap rumah Sakit harus ada Dokter, apa yang dibutuhkan dari bawah sudah terindentifikasi baru diajukan kepada Menteri Kesehatan,” ungkapnya
Menkes RI menegaskan Dokter yang berpotensi di Indonesia jangan kalah sama Negara Malaysia.
"Sehebat-hebatnya rumah sakit kalau banyak pasiennya itu tidak baik, Puskesmasnya harus di perkuat” pungkas,Menkes.